Senin, 07 April 2014

PENGENALAN TECHNOPRENUER TERHADAP SISTEM INFORMASI


PENGENALAN TECHNOPRENUER TERHADAP SISTEM INFORMASI

Technopreneur merupakan penggabungan antara pemanfaatan perkembangan Teknologi dan Konsep Entrepreneur.  Dimana entrepreneur  sendiri dapat di definisikan sebagai sesesorang yang menciptakan bisnis / usaha dengan keberanian untuk mengambil resiko guna mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Technopreneur adalah Entrepreneur yang mengoptimalkan berbagai potensi perkembangan teknologi yang ada  sebagai basis pengembangan usaha yang di jalankannya, atau bisa di bilang Technopreneur ini adalah Entrepreneur modern yang berbasis pada teknologi dalam menjalankan usahanya.

Contoh Perusahaan yang berbasis Technopreneur
1.   Microsoft
2.   Google
3.   Facebook
4.   Twitter
5.   Dll

Technopreneur selalu berusaha keras untuk memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini(utilizing lates technology) untuk berinovasi guna meningkatkan daya saing. Kondisi itu, kita cermati misalnya pada beberapa technopreneur yang mengembangkan sektor jasa dengan memanfaatkan secara cerdas beragam kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi. Untuk engembangkan technopreneur berwawasan masa depan, perlu pemahaman tentang beberapa trend dunia usaha masa depan, yaitu;

Pertama, kegiatan bisnis berbasiskan inovasi teknologi. Tujuannya menjadikan para technopreneur dapat mengatasi tantangan masa depan, khususnya tuntutan daya saing ekonomi yang makin ditentukan dari kesanggupan pemanfaatan sumber daya alam yang mengedapankan penguasaan ilmu pengetehuan dan teknologi.

Kedua, complementary attitude, yaitu mengedepankan pola sikap saling melengkapi dalam menyikapi persaingan di ranah bisnis dan dunia usaha akan menjadikan para technopreneur dapat memanfaatkan secara cerdas perluasan sinergi berusaha yang makin konstruktif guna memenuhi tuntuan kebutuhan pasar yang makin luas, makin kompleks dan makin dinamis.

Ketiga, mengedepankan inovasi teknologi. Bagi para technopreneur yang umumnya memiliki mentalitas riset, tuntutan konsumen atas produk yang ramah lingkungan dan tidak mengganggu kesehatan, serta tuntutan lainnya, justeru menjadi pencetus untuk terus berinovasi.

Keempat, pemerintah sebagai fasilitator dan katalisator. Kecenderungan masa depan, yaitu sikap pemerintah yang umumnya cenderung berperan sebagai fasilitator di berbagai kegiatan ekonomi, juga merupakan insentif para technopreneur.


Konsep Pengembangan Inovasi Bagi Para Technopreneur

Ada tiga pilar inovasi teknologi sebagai penentu kinerja sektor riil dan perekonomian masa depan bagi para technopreneur, yaitu revolusi kuantum, revolusi komputasi dan revolusi bio molekuler.

1. Revolusi kuantum (Quantum Revolution)
Pencetusnya adalah inovasi teknologi material komposit, teknologi serat optik, teknologi polimer, teknologi bahan sintetik (new alloys). Dampak pada sektor riil dari revolusi kuantum adalah mengubah wajah industri manufaktur, utamanya industri otomotif, industri kedirgantaraan, industri elektronika, industri transportasi dan pertambangan.

2. Revolusi Komputassi
Pencetusnya adalah inovasi pada teknologi intelegensia tiruan (artificial intelligencial),mikrokomputer, computer aided design, computer aided manufacturing, computer aided engineering,teknologi robotika, teknologi laser dan penginderaan jauh. Dampaknya pada sektor riil, yaitu mengubah wujud seluruh jenis industri manufaktur dan memperluas diversifikasi industri jasa, industri pertahanan/ militer dan industri telekomunikasi.

3. Revolusi Bio Molekular
Pencetusnya adalah inovasi pada teknologi rekayasa genetika dan teknologi kultur jaringan. Dampaknya pada sektor riil adalah mengubah total cara dan paradigma pertanian serta seluruh unsur agribisnis, berdampak besar pada industri farmasi dan kesehatan.
Pada akhirnya, pengembangan technopreneur tergantung dari kemauan dan semangat untuk terus maju. Bagi para wirausaha muda, generasi muda, peluang untuk menjadi technopreneur sangat terbuka dan menjadi keharusan untuk bisa bersaing di masa depan. Namun jika tidak ada semangat dan daya juang, maka akan menjadi sebuah penghalang besar proses kemajuan bangsa. Mari kita perkuat technopreneur.




Pemerintah dukung adanya Technopreneur

Banyak yang belum tau bahwa pemerintah juga turut mendukung pengembangan Technopreneurship atau bisnis berbasis teknologi, itu karena Technopreneur di Indonesia bisa menjadi tulang punggung pembangunan nasional serta mendukung kemandirian bangsa, semua itu di katakan oleh menteri Koordinator perekonomian Hatta Rajasa dalam pidatonya. Menurut beliau, perguruan tinggi harusnya juga memiliki tugas untuk mencetak orang-orang yang tidak hanya sekedar mencari lapangan kerja, tapi juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mereka mampu menjadi seorang Technopreneur dan mampu menciptakan sebuah lapangan kerja baru bagi para calon pegawainya, sehingga diharapkan dapat membawa perubahan kondisi bangsa ke arah yang lebih baik dalam berbagai bidang.

 
Perlu kita tau bahwa di tahun 2015 ASEAN akan menerapkan Economic Community. Ini akan menjadi awal dimulainya pasar bebas regional ASEAN, sehingga peredaran uang dan barang akan sangat berpusat pada teknologi, karena pemasaran dilakukan antar begara-negara ASEAN, maka dibutuhkan banyak Technopreneur yang mampu memanfaatkan teknologi secara tepat guna meningkatkan daya saing bisnisnya menghadapi pesaing-pesaing lain dari kawasan ASEAN pada tahun 2015 nanti.  Karena sebenarnya Indonesia memiliki potensi untuk menghadapi ASEAN Economic Community ini, yakni berupa sumber daya manusia yang sangat mencukupi untuk bersaing, dengan jumlah penduduk Indonesia hingga 39% dari total penduduk ASEAN maka indonesia di katakan mampu memberikan pengaruh besar bagi ASEAN Economy Community . Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang lebih dari negara-negara ASEAN yang lain, sehingga Indonesia memiliki Potensi besar dalam ASEAN Economy Community ini. Karena itulah, begitu besar harapan pemerintah kepada para generasi mudaIndonesia sebagai agen of change (agen pembawa perubahan) dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk mampu mengembangkan potensi Indonesia yang telah ada tersebut sebagai seorang Technopreneur guna mampu bersaing dengan negara ASEAN yang lain, sehingga Indonesia mampu menjadi pemain Utama, bukan hanya sekedar partisipan dalam ASEAN Economy Community ini.  Itulah mengapa Technopreneur juga turut berperan sebagai pendukung kemandirian bangsa guna melakukan pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan  meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di kancah Internasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar